PINTO KHOP PENINGGALAN SULTAN ISKANDAR MUDA

Aceh pada zaman kerajaan banyak sekali membangun  bangunan-bangunan yang sampai saat ini masih berdiri kokoh dan sudah menjadi sebagai situs cagar budaya. Bangunan-bangunan tersebut banyak sekali dikunjungi oleh wisatawan, salah satunya adalah bangunan Pinto Khop. Pinto Khop merupakan salah satu bangunan peninggalan sejarah pada masa kerjaan Sultan Iskandar Muda. Bangun tersebut dibangun oleh Sultan Iskandar Muda yang diperuntukkan untuk seorang permaisuri yaitu Putroe Phang yang merupakan seorang putri dari Kerajaan Pahang Malaysia. Pada masa Kerajaan Sultan Iskanda Muda,  Pinto Khop dipergunakan sebagai pintu penghubung antara Istana dengan Taman Sari Gunongan atau Taman Gairah.

 

Pinto Khop terletak dikelurahan Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh. Area disekitaran Pinto Khop memiliki luas 4.760 m2 dan Pinto Khop memiliki ukuran panjang 2 meter lebar 3 meter yang terbuat dari bahan kapur. Dulunya, Pinto Khop hanya dikhususkan untuk anggota keluarga kerajaan yang diperbolehkan melintasi pintu khop tersebut dan sekitaran Pinto Khop dibangun perpustakaan dikarenakan Sang permaisuri dan Sultan Iskandar Muda sering sekali menghabiskan waktu dengan membaca.

Disekitaran Pinto Khop dikelilingi oleh kolam yang airnya sangat jernih dan bersih yang langsung dialiri dari Krueng Daroy atau disebut dengan Sungai Darul Ashiqi. Keindahan dari Pinto Khop yang merupakan peniggalan Sejarah sehingga banyak sekali pengunjung yang berdatangan baik dari wisatawan lokal maupun mancanegara. Pinto Khop tersebut tidak pernah sepi dari pengunjung dan kebanyakan pengunjung berdatangan pada sore hari dan Pinto Khop juga tidak jauh dari Masjid Raya Baiturrahman.

 

SITUS SEJARAH ACEH: MAKAM SULTAN ISKANDAR MUDA

Kerajaan Aceh pernah memiliki masa keemasan yang begitu sangat megah dan menjadi salah satu Kerajaan Islam terbesar di dunia. Kejayaan tersebut terjadi pada masa Kesultanan Aceh yang dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda. Sultan Iskandar Muda memerintah Kerajaan Aceh Darussalam pada tahun 1607-1636, pada masa itu Sultan Iskandar Muda mampu membawa Kerajaan Aceh berada pada puncak kejayaan dan peringkat kelima diantara kerajaan-kerajaan yang ada diseluruh dunia.

Sumber: Google

Kejayaan Kesultanan Aceh masih bisa dirasakan dengan mengamati peninggalan berbagai situs sejarah yang dapat dikunjungi seperti Makam Sultan Iskandar Muda.  Makam Sultan Iskandar Muda berada di Gampong Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh. Dulunya, Makam Sultan Iskandar Muda pernah dihilangkan jejaknya oleh Belanda pada masa Aceh berperang melawan Belanda. Penghilangan makam dilakukan oleh Belanda tidak lain supaya masyarakat Aceh hilang hubungan dengan Sultan Iskandar Muda. Namun, seiring berjalannya waktu Makam Sultan Iskandar Muda dapat ditemukan kembali berkat jasa Pocut Meurah yang mengetahui letak posisi makam hanya 44 langkah dari Krueng Daroy.

Sumber: Google

Makam Sultan Iskandar Muda dapat dikunjungi langsung oleh pengunjung. Setiap pengunjung akan disambut dengan pintu gerbang berbentuk batu berundak seperti Candi. Dalam area makam sudah disediakan jalan yang sudah dipaving dan kondisi makam yang selalu dibersihkan dan terdapat rereumputan rapi serta terdapat pepohonan sekitar makam sehingga menimbulkan kesan nyaman bagi setiap pengunjung. Bentuk dari makam memiliki ukuran besar dan persegi panjang bertingkat yang dikelilingi oleh pagar yang tidak terlalu tinggi dan berada disebuah bangunan beratap kokoh. Makam Sultan Iskandar Muda sering dikunjungi oleh berbagai poengunjung disetiap daerah, disana pengunjung melakukan kegiatan pengajian bersama, zikir untuk mengenang Sultan Kerajaan Aceh tersebut.

Pengunjung yang ingin berziarah bisa juga berkunjung pada tanggal 27 Desember karena pada tanggal tersebut banyak sekali pengunjung yang berziarah untuk memperingati hari wafatnya Sultan Iskandar Muda. Makam Sultan Iskandar difasilitasi seperti toilet umum, parkir yang luas, serta mushola yang tak jauh dari makam dan disekitaran makam juga dapat dinikmati peninggalan sejarah senjata perang seperti meriam, dimana senjata tersebut dulunya digunakan ketika berpeang dengan Kolonial Belanda.

BENTENG INDRA PATRA

Aceh dikenal memiliki peradaban Islam yang begitu berjaya pada masa kesultanan Aceh. Namun, jauh sebelum Islam masuk ke dalam kehidupan Aceh, Hindu sudah terlebih dahulu berbaur dengan masyarakat Aceh. Salah satu bukti bahwa kerajaan Aceh pernah ditempati oleh  Hindu  adalah dengan adanya  masa keemasan dari kerajaan Hindu yaitu  Benteng Indra Patra yang terletak di Desa Labong, Kec. Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.

Benteng Indra Patra dulunya memiliki tiga benteng, dua diantaranya telah hancur hanya tinggal satu benteng utama yang masih ada sampai saaat ini. Benteng Indra Patra dengan ukuran 4900 meter persegi dibangun sekitar 604 M oleh Putra Raja Harsya. Benteng tersebut memiliki keunikan pada bagian konstruksinya yang kokoh, kekokohan benteng tersebut terbentuk oleh struktur penyusunnya yang terbuat dari bongkahan batu gunung yang saling merekat kuat satu sama lain. Perekat batu pada konstruksi benteng terbuat dari campuran kapur, tumbukan kulit kerang, tanah liat dan putih telur.

Keberadaan benteng Indra Patra menjadikan sebagai momentum mengenai proses masuknya Hindia ke Aceh dan bahkan benteng tersebut merupakan salah satu benteng yang menjadi penanda wilayah segitiga kerajaan Hindu Aceh yaitu Indra patra, Indra Puri dan Indra Parwa. Benteng Indra Patra pada masa pemerintahan Iskandar Muda (1607-1636) memiliki peran sebagai sebagai pusat pertahanan Aceh terutama dalam menghadang serangan dari arah laut sehingga mampu mencegah armada Portugis memasuki Aceh.

KEINDAHAN DI PULAU RUBIAH

Keindahan pulau-pulau kecil memang sudah tidak diragukan lagi, banyak sekali travelers memiliki keinginan untuk menikmati keindahan pulau-pulau kecil, salah satunya pulau Rubiah. Pulau rubiah merupakan pulau yang memiliki pesona tersendiri bagi setiap travelers. Pulau Rubiah terletak di ujung utara pulau Sumatera tepatanya dikawasan pulau Weh sebelah Barat Kota Sabang Provinsi Aceh. Pulau dengan luas 2.600 Ha in memiliki keindahan bawah laut yang mempesona dan masih sangat alami dengan pesisir pantai yang sangat menawan dan indah. Kejernihan air di pulau rubiah sangat padu dengan putihya pasir pantai pulau Rubiah, dengan tiupasn angin yang begitu menenangkan pikiran sehingga membuat pengunjung seakan betah untuk tinggal berlamaan di Pulau Rubiah.

Sumber: Google

Pulau Rubiah diambil dari nama wanita bernama Cut Nyak Rubiah. Konon katanya, pulau Rubiah dijadikan sebagai tempat persinggahan/karantina  jamaah Haji yang hendak berangkat ke Mekkah. Berdasarkan cerita terdahulu, kapal jamaah haji yang hendak berangkat ke Mekkah mengalami karam dan salah satu koban adalah Cut Nyak Rubiah yang dimakamkan di pulau Rubiah tersebut. Pulau Rubiah selain sebagai tempat karantina jamaah haji, juga pernah menjadi sebagai benteng pertahanan Belanda dan Jepang pada masa perang Dunia ke II karena hingga saat ini masih ada terdapat benteng-benteng  bersejarah yang dapat dinikmati oleh pengunjung.

Perjalanan untuk menuju ke pulau Rubiah membutuhkan perjalanan yang sangat menantang, bagaimana tidak untuk memulai perjalanan dari kota Banda Aceh ke pelabuhan Ulee Lheue akan memakan waktu sekitar 40 menit, dari pelabuhan Ulee Lheue ke pelabuhan Balohan harus menyebrangi laut menggunakan kapal ferry. Setelah tiba di Pulau Balohan, pengunjung dapat menyewa kendaraan dengan tarif Rp. 50.000 umtuk menuju ke pantai Iboh. Setelah tiba pantai Iboh pengunjung dapat menyewa perahu untuk menuju ke pulau Rubiah selama 20 menit.

Sumber: Google

 

Selama di pulau Rubiah, para pengunjung tidak hanya  berdiam diri saja sambil menikmati keindahan pantai, tetapi juga bia dilakukan kegiatan-kegiatan lain seperti snorkeling/menyela, mengunjunggi tempat transplantasi karang dan lain sebagainya.

WISATA EKSOTIS PULAU DUA ACEH SELATAN

Sumber: Google

Pulau-pulau kecil yang bertaburan diseluruh Nusantara memiliki nilai eksotis tersendiri. Bagaimana tidak, salah satu pulau yang terdapat di bagian barat selatan Aceh memiliki pesona tak kalah menarik dengan pulau yang mainstream dikunjungi oleh Travelers. Pulau tersebut berada di daerah Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan, Aceh. Pulau kecil tersebut dijuluki dengan nama pulau dua (Pulau Kembar) dikarenakan bentuk pulau tersebut berdekatan dan mirip. Konon katanya pulau tersebut awalnya satu seperti pulau pada umumnya, namun karena adanya pertengkaran hebat antara Tuan Tapa dengan dua Naga menyebabkan pulau tersebut menjadi dua bagian karena Naga melintasi pulau tersebut saat menghindari kejaran dari Tuan Tapa.

Sumber: Google
Sumber: Google

Pulau Dua memiliki jarak 1 jam perjalanan dari pusat Kota Tapaktuan. Setiap pengunjung yang hendak mengunjungi keindahan Pulau Dua harus menyebrangi laut menggunakan perahu nelayan setempat. Untuk menuju ke pulau dua menggunakan perahu membutuhkan waktu 20-30 menit dari bibir pantai dengan biaya sangat ekonomis untuk para pengunjung. Kegiatan yang dapat dilakukan di Pulau Dua adalah berkemah, snorkeling/Diving, memancing dan dapat menjelajahi celah-celah hutan di sekitaran pulau.

BENTENG KUTA BATEE KERAJAAN TRUMON WAJIB DIKUNJUNGI OLEH TRAVELERS

Sumber: Google

Benteng Kuta Batee atau disebut Benteng Kerajaan Trumon merupakan salah satu peninggalan sejarah kerajaan Trumon pada masa penjajahan. Benteng tersebut didirikan pada masa pemerintahan kerajaan Teuku Raja Jakfar pada tanggal 11 Agustus 1770 dan selesai 8 Agustus 1902 dengan luas 60×60 m dan tinggi tembok 4 m serta ketebalan tembok mencapai 1 meter dan memiliki tiga lapisan pada masa itu. Benteng Trumon teletak di pesisir laut Desa Keude Trumon Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan, untuk menuju benteng tersebut hanya membutuhkan waktu kurang lebih 2 Jam dari pusat kota Tapaktuan. Kegiatan yang dapat dilakukan di Benteng Kuta Batee adalah berkemah dan mengunjungi peninggalan jejak-jejak bendawi di sekitaran benteng.

Sumber: Google
Sumber: Google

Pada masa itu, benteng tersebut selain dijadikan sebagai benteng pertahanan serangan penjajah juga merupakan tempat pengendalian pemerintahan kerajaan Trumon serta juga dijadikan sebagai tempat pencetakan mata uang kerajaan Trumon yang sah dan diakui dunia, sehingga kerajaan Trumon  dikenal oleh bangsa Asia dan Eropa. Sampai dengan saat ini Benteng Kuta Batee masih dapat dikunjungi dan benteng tersebut dijaga oleh Teuku Raja Ubit yang merupakan keturunan dari Teuku Raja Jakfar.

ISTILAH MENARIK DALAM TRAVELING YANG WAJIB DIKETAHUI

Traveling memiliki istilah-istilah kata yang sering dijumpai pada saat traveling. Berikut istilah-istilah umum yang sering dijumpai:

Penginapan

  1. Single Room : Ruangan dengan satu tempat tidur untuk satu orang
  2. Twin Room : Ruangan dengan dua tidur untuk dua orang
  3. Double Room : Kamar untuk dua orang dengan tempat tidur ganda
  4. Triple Room : Kamar untuk tiga orang (terdiri dari twin bed/double bed ditambah rollaway tempat tidur)
  5. Ocean Front : Ruangan yang langsung menghadap ke laut
  6. Ocean View : Ruangan yang dimungkinkan dapat melihat laut

Transportasi Udara

  1. Add ons : Biaya perjalanan domestik dari kota ke kota domestik lain dari mana kota/liburan paket berasal dan sebaliknya
  2. Baggage Allowance : Bagasi yang dapat dibawa oleh penumpang tanpa biaya tambahan
  3. Connecting flight: Sebuah segmen perjalanan yang berkelanjutan yang memerlukan perubahan pesawat tapi perlu perubahan penerbangan.
  4. Direct Flight : Sebuah penerbangan dengan penumpang tidak perlu pindah pesawat
  5. Non-Stop Flight : Jasa antara dua titik tanpa dijadwalkan menghentikan enroute

Car Rental

  1. Drop-off Charge: Biaya yang dikenakan oleh sebuah perusahaan rental mobil untuk membiayai biaya kembali kendaran ke lokasi aslinya.
  2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN): Pajak yang dikenakan karena otorites pemerintah.
  3. Traveling : Aktivitas melancong; berpindah dari satu tempat ke tempat lain
  4. Traveling Salesman Problem (TSP) : Perjalanan berawal dan berkhir dari dan berakhir ke kota awal atau perjalanan tidak boleh kembali ke kota awal sebelum semua kota tujuan dikunjungi Salesman
  5. Solo Traveling : Jalan-jalan liburan sendirian
  6. Backpacking adalah perjalanan kesuatu tempat dengan biaya murah dengan cara menggendong ransel ke punggung
  7. Flashpacker : Kaum penggemar yang memposisikan diri ditengah-tengah 2 ekstrem yaitu Blackpacker dan Turis.
  8. Flocation : Wisata di negeri sendiri
  9. Staycation : Menginap di atas kapal

Istilah-istilah lain:

  1. Traincation : liburan naik kereta
  2. Daycation : liburan satu hari
  3. Momcation: liburan bareng orangtua
  4. Floatel : Hotel terapung
  5. Weightcation : liburan
  6. Weightcation : Liburan sambil diet
  7. Volunturism : liburan sebagai relawan
  8. Glamping : wisata murah sedikit lebih mahal dari backpacking
  9. Mancaption : liburan macho seperti main paintball dan nonton balap F1
  10. Babymoon : liburan saat hamil tua
  11. Dogcation : liburan bareng hewan peliharaan
  12. Neighcation : liburan naik kuda di tempat tujuan
  13. Intiutive medical : wisata kesehatan
  14. Doga : wisata yoga bareng hewan peliharaan
  15. Cinetourism : wisata ke tempat-tempat yang terkait dengan film
  16. Jetiqueete : bagaimana harus bersikap dalam pesawat
  17. Flightseeing : melihat pemandangan dari dalam pesawat
  18. Digital detox : liburan tanpa ponsel, tablet atau laptop
  19. Twixmas : liburan singkat antara natal dan tahun baru
  20. Brokepacking : backpacking bangkrut murah meriah

TIPS MENDAPATKAN TIKET PROMO AIR ASIA

Air Asia merupakan maskapai Low Cost Carrier (LCC) yang sangat populer di kawasan Asia Tenggara. Promo yang gila gilaan selalu dihadirkan oleh Air Asia untuk para pelancong yang suka jalan jalan. Harga yang mereka tawarkan pun sangat murah walaupun harus menunggu 6 atau 12 bulan kedepan. Namun dengan harga yang sangat murah Anda bisa berkeliling dunia. Air Asia memiliki slogan Everyone Can Fly selalu memberikan promo promo menarik.

 

Perusahaan Penerbangan yang dipimpin Oleh Dato Tony Fernandez ini memiliki rute penerbangan yang sangat banyak. Berpusat di Kuala Lumpur Anda bisa menuju ke seluruh destinasi tujuan Anda. Air Asia melayani rute Malaysia, Indonesia, Vietnam, Thailand, Filipina, India, Singapore, Korea Selatan, Brunei Darussalam, Australia dan beberapa negara lain baik di Asia maupun Eropa.

Nah, hari ini kita akan mengupas cara cara untuk dapat memperoleh tiket promosi Air Asia. Siapkan diri Anda dan Siap Siap untuk Terbang bersama Air Asia.

 

  1. Tiket Promosi Nol Rupiah Biasanya Setahun 3 Kali

 

Tiket Promo Nol Rupiah biasanya hadir 3 kali dalam setahun yaitu Bulan Maret, Juli dan November. Nah Promo Nol Rupiah artinya Anda Hanya membayarkan biaya Airport Tax dan Biaya lain-lain yang dibebankan oleh Bandara yang Anda tuju. Kisarannya tidak terlalu besar. Sebagai Ilustrasi Tiket Banda Aceh – Kuala Lumpur dijual dengan Rp. 591.000 (Harga termasuk Airport Tax Banda Aceh Airport Tax KLIA 2 dan Biaya KLIA dan Fuel Surcharge). Dengan Biaya yang sangat murah Anda sudah bisa keluar negeri. Masih Banyak Destinasi destinasi yang bisa Anda tuju seperti Kuala Lumpur Lombok, Kuala Lumpur Bali, Kuala Lumpur Bandung, Kuala Lumpur Seoul, Kuala Lumpur Jeddah, dan Kuala Lumpur Perth.

 

  1. Siapkan Rute yang Ingin Anda Tuju

 

Siapkan rute rute yang ingin tuju. Promo Air Asia biasa memiliki batas waktu jadi jangan kebanyakan mikir, kalau kebanyakan mikir biasanya promo nya udah keduluan diambil orang. Untuk bulan bulan liburan seperti Juni atau akhir desember akan habis dalam waktu 5 Jam. So kalau kebanyakan mikir liburan Anda pasti ga akan pernah terwujud.heheheheh

 

  1. Siapkan Dokumen Perjalanan Anda

 

Dokumen perjalanan sangat penting untuk memburu tiket-tiket promo. Ada beberapa Maskapai yang wajib menyertakan data paspor, namun Air Asia boleh tidak menyertakan data paspor karena yang diminta hanya nama dan tanggal lahir saja. Namun yang perlu diingat nama di tiket harus sama dengan nama di paspor. So bagi kawan- kawan yang belum punya paspor segera ke kantor imigrasi terdekat, buat paspor ga mahal kok Cuma 355.000 (Jalur Resmi) or 500.000 (Jalur Agensi). Nah buat yang sibuk bayar aja agensi nya biar bisa punya paspor dengan segera.

 

  1. Kumpulkan Informasi Negara yang ingin Anda Tuju

 

Sebelum melakukan pemesanan anda harus tau informasi negara tujuan Anda. Ntar kesesat saya ga tanggung jawab. Contohnya Begini : Anda ingin pergi ke India mau jumpa Shahrul Khan. Berarti Anda harus mencari bandara terdekat dengan Delhi atau Mumbai. Air Asia tujuan india ada 7 rute : Bengaluru, Chennai, Hyderabad, Kochi, Kolkata, Tiruchirapalli, dan Visakhapatnam. Nah Jangan Sampe Anda Terdampar ke Ujung India dekat dengan Pakistan atau Afghanistan sehingga untuk menuju Delhi Anda harus merogoh Kocek 3 x Lipat daripada harga tiket. Begitu juga tentang informasi visa, karena ada beberapa negara yang membebaskan visa untuk Warga Negara Indonesia dan ada negara yang bisa membeli Visa On Arrival (VOA) dan ada negara yang mewajibkan kita untuk mengurus visa sebelum terbang menuju negara mereka. So Anda harus rajin rajin searching informasi sebelum memutuskan untuk terbang bersama Air Asia

 

  1. Cara Membeli Tiket Air Asia

 

Air Asia termasuk maskapai yang semuanya dikerjakan dengan Teknologi. Proses pembelian tiket juga dilakukan secara teknologi seperti pembelian tiket via kartu kredit. Nah buat Anda yang belum memiliki kartu kredit sebaiknya hubungi saja Agen Perjalanan langganan Anda. Selain aman, tentunya segala pengurusannya pun akan ditangani oleh Agen Perjalanan Anda. Karena Air Asia sangat menekankan ketelitian. Sedikit Anda salah, maka harga yang ditawarkan akan lebih tinggi karena ada biaya asuransi, biaya pemilihan seat, biaya bagasi dan banyak lagi biaya biaya lainnya yang akan muncul kalau anda belum terbiasa dengan pembelian Air Asia.

 

Nah, kira-kira begitulah Tips untuk mendapat tiket Promo Air Asia, sehingga Anda bisa terbang bersama Air Asia dalam waktu dekat. Rancang trus perjalanan Anda jangan sampe kelewatan Promo Nol Rupiah Air Asia.

 

Happy Travelling

 

Glory Team : Ridha Sahputra

SEJARAH DAN MAKNA TARIAN LIKOK PULO ACEH

Tari Likok Pulo merupakan salah satu tarian yang amat terkenal dari daerah Aceh, Indonesia. Secara bahasa tari tersebut berasal dari dua kata yakni ‘Likok’ yang bermakna ‘gerak tari’ dan ‘Pulo’ yang berarti ‘pulau’. Pulau yang dimaksudkan dalam istilah ini adalah sebuah pulau kecil yang terdapat di ujung pelosok utara pulau Sumatra yang kerap disebut sebagai Pulau Beras (Breuh).

Sebagian riwayat memaparkan bahwa tarian tersebut sudah eksis sejak tahun 1800-an tepatnya tahun 1849 masehi. Tari Likok Pulo diciptakan oleh seorang ulama kharismatik dari Arab yang menurut informasi sejarah pernah terombang-ambing di laut yang akhirnya terdampar di Pulo Aceh.

Secara historis, tari tersebut biasanya digelar sesudah menanam padi atau masa menjelang panen tiba. Tari yang penuh dengan gerakan aktraktif tersebut, yakni dimainkan dengan posisi duduk bersimpuh, berbanjar, atau bahu membahu dulunya sering dilaksanakan pada malam hari dimana esoknya proses memanen dilakukan.

Memiliki kemiripan dengan tarian asal Gayo, pemain utama yang berada di tengah pemain pada tari Likok Pulo sering dikenal dengan sebutan cèh. Sedangkan dua orang pemain lain yang berada di belakang bertugas menabuh rapa’i. Pada bagian penarinya lebih difokuskan pada seni gerakan yang trampil dan penuh ritme keselarasan yang memukau. Perpaduan antara gerakan yang menyandingkan satu tangan penari dengan pasangan lainnya seolah menjadikan barisan laksamana roda yang berputar dan elok dipandang mata menjadikan tarian ini sangat populer bahkan di kancah internasional.

Pelajar USIM lawat Surabaya Bersama GLORY TRAVEL

LAWATAN. Seramai 25 orang mahasiswa Universiti Sains Islam Malaysia (USIM), Nilai, Negeri Sembilan melakukan lawatan sambil belajar ke Surabaya, Jawa Timur, Indonesia baru-baru ini.

Surabaya Tour With Glory

Ketua Promosi dan Perhubungan Awam lawatan itu, Muhammad Zaidi Roslan berkata, lawatan tersebut bertujuan untuk mendedahkan ilmu pengetahuan kepada pelajar universiti berkenaan selain mempelajari sejarah negara lain.

“Selain terkenal sebagai kota pahlawan, Surabaya merupakan destinasi pilihan pelancong di Indonesia,” katanya.

Dalam lawatan ini Mahasiswa USIM melawat ke Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA) dalam lawatan ini mahasiswa USIM melakukan sharing informasi antara kedua belah pihak. Wakil Dekan I bidang Akademik, Ibu Imas Maesarah P.hd sangat menyambut baik kedatangan adik adik dari malaysia dalam kunjungan kali ini, apalagi sharing informasi antara kedua belah pihak membuat ukhuwah silaturrahmi menjadi semakin erat. Di sesi akhir para peserta diajak untuk berkeliling ke Pustaka UIN Sunan Ampel.

 

Setelah itu peserta melakukan kunjungan religi ke Makam Sunan Ampel di Surabaya. Setibanya di Makam Sunan Ampel Guide menjelaskan tentang sejarah sunan ampel, Mbah Bolong dan Mbah Sholeh. Para Peserta cukup puas dengan penjelasan guide di makam sunan ampel apalagi guide tersebut walaupun sudah berumur mampu menjelaskan dengan rinci dan menggunakan bahasa inggris. sehingga mudah dimengerti oleh mahasiswa USIM

Pada Hari Selanjutnya peserta juga melakukan kunjungan Ke SMP Darul Mutaallimin, Desa Tawangsari Kecamatan Taman Sidoarjo. Antusiasme siswa SMP darul mutaallimin sangat terlihat ketika Mahasiswa USIM masuk ke SMP Darul Mutaallimin. Dan Sungguh sangat luar biasa sambutan yang sangat meriah dari Siswa SMP Darul Mutaallimin.

Kegiatan selanjutnya adalah bakti sosial di Panti Asuhan Tauhidul Aulad Sidoarjo. Para Mahasiswa bermain game bersama sama anak yatim dan di akhir peserta membagikan hadiah untuk anak anak panti.

Setelah menyelesaikan Semua kegiatan dalam “Global Islamic Students Outreach” peserta melakukan rihlah budaya surabaya antara lain mengunjungi museum 10 november, museum House Of Sampoerna dan juga melakukan lawatan ke Makam Syaikhuna Mba Cholil Bangkalan di Madura. Peserta juga diajak untuk mencicipi kuliner Khas Jawa Timur Antara Lain Ayam Geprek, Nasi Soto Lamongan Cak Har, Bebek Goreng Madura dan Ikan Penyet. Rawon Setan juga dicoba untuk mengetahui cita rasa jawa timur

Sebelum Kembali ke Malaysia Peserta diajak Berbelanja di Pasar Turi Surabaya dan juga Pasar ITC Mega Grosir

Alhamdulillah semua Bahagia dan Puas

Dimuat Juga di Surat Kabar Kosmo

http://www.kosmo.com.my/komuniti/pelajar-usim-lawat-surabaya-1.597873

MENIKMATI SURGA BAWAH LAUT PANTAI IBOIH DI SABANG

Pantai Iboih merupakan salah satu dari beberapa pantai yang menjadi primadona di kalangan komunitas backpacker di Pulau Weh. Pantai ini menjadi salah satu tujuan para pelancong dari berbagai belahan dunia. Tidak mengherankan jika saat kita berkunjung ke pantai ini maka didominasi oleh wisatawan mancanegara yang menetap hingga berminggu-minggu.

Pantai Iboih sebenarnya bernama resmi “Teupin Layeu”, tetapi lebih dikenal dengan nama Pantai IboihPantai Iboihmenawarkan segala keindahan bawah laut yang bisa kita nikmati bahkan tanpa harus berenang sekalipun. Tak sedikit wisatawan yang menyatakan keindahan Pantai Iboih, hutan lindung Iboih memiliki garis pantai yang menawan dengan pasir berwarna keemasan dan batuan besar bersusun. Tidak berlebihan jika hutan lindung ini digambarkan sebagai taman firdaus, karena bagi sebagian wisatawan, inilah gambaran taman “bermain” yang sesungguhnya. Dasar lautan yang dangkal memancarkan hijau kebiruan, bahkan menyorotkan kedamaian. Lengkung pesisirnya seperti bibir tersenyum menyambut pengelana merasakan kehangatan hutan hujan tropis yang bertahtakan kekayaan flora dan fauna Indonesia.

Di sini terdapat banyak perahu milik penduduk yang dapat disewa untuk berkeliling pulau atau untuk sekedar melihat titik-titik untuk menerawang keindahan bawah laut di sekitar Pulau Rubiah. Perahu yang tersedia secara umum terdiri dari perahu kecil dan perahu besar. Bagi kita yang tidak bisa berenang, perahu besar umumnya dilengkapi jendela kaca yang menghadap ke dasar dan dapat digunakan untuk melihat keindahan bawah laut dari atas kapal. Tetapi bagi anda yang ingin snorkling dan diving, anda bisa menyewa alat snorkling cukup dengan harga Rp 40.000 per orang dan peralatan yang dapat digunakan adalah pelampung, master snorkling, dan kaki katak. Bagi anda yang ingin menikmati alam bawah laut lebih leluasa, anda bisa menyewa peralatan diving sekaligus didampingi oleh guide dengan membayar Rp 400.000 per orang atau 25 Euro bagi turis asing.

Iboih hanya berjarak sekitar 1 jam perjalanan dari Sabang atau dari Pelabuhan Balohan. Ongkos yang harus dikeluarkan sekitar Rp 50.000 atau lebih untuk setiap orang bahkan bisa lebih murah jika bersama-sama dengan wisatawan lain.

 

Menjelajah Anoi Itam di Ujung Tenggara Pulau Weh

Dari sekian banyak pantai di Pulau Weh, mungkin pantai yang satu ini yang paling berbeda. Pantai Anoi Itam yang berjarak 13 km dari Kota Sabang adalah satu-satunya pantai yang berpasir hitam di pulau ini. Anoi Itam sendiri memang berarti ‘pasir hitam’. Keindahan eksotis pantai ini telah mengantarkannya meraih predikat sebagai salah satu pantai tercantik di Nusantara versi majalah Garuda Indonesia.
Pasir Pantai Anoi Itam konon memiliki berat jenis yang berbeda dengan pasir hitam di pantai-pantai lainnya. Beratnya kurang lebih tiga kali lipat berat pasir hitam pada umumnya. Hal ini disebabkan kandungan nikel yang tinggi dalam komposisi mineral penyusunnya. Paduan warna dari pasir hitam dan batu-batu kapur yang berwarna putih disekitarnya terlihat kontras dan memberikan sensasi keindahan tersendiri.


Birunya laut lepas dan desiran angin pantai yang menerpa tubuh kita menghadirkan kedamaian yang membebaskan kita dari penat. Cobalah menyusuri garis pantainya dengan bertelanjang kaki di sore hari. Pasirnya yang hangat bermain di sekujur telapak kaki saat tersapu ombak, menghadirkan sensasi yang membuat kita rileks. Menyaksikan bentangan alam, pepohonan hijau, birunya langit dan pemandangan Gunung Seulawah yang menjulang di Aceh daratan menjadi pengalaman yang tidak akan tergantikan.

Untuk dapat menikmati keindahan pantai ini, kita bisa menjelajah dengan bersepeda motor dari Kota Sabang, menyusuri jalur timur, melintasi Pantai Sumur Tiga. Sepanjang perjalanan menyusuri jalan yang menanjak dan menurun, kita dimanjakan dengan keindahan pemandangan pantai yang biasa kita lihat dalam karya-karya fotografi. Perbedaannya, keindahan mahakarya Sang Pencipta ini kini benar-benar nyata di depan mata kita.

MENGINTIP MAKAM SYIAH KUALA DI BANDA ACEH

 Adat Bak Po Teumeureuhom Hukom Bak Syiah Kuala, (Ada di Po Teumeureuhom, Hukum di Syiah Kuala), itulah kalimat pertama dilihat oleh setiap pengunjung saat hendak masuk dalam pekarangan makam seorang ulama kharismatik Aceh, bernama Syiah Kuala.

Makam ini juga sudah dijadikan objek wisata religi oleh Pemerintah Kota Banda Aceh. Setiap hari ratusan pengunjung selalu memadati area makam ini. Baik sekadar melihat, maupun hendak berziarah sembari membacakan zikir dan berdoa di makan ini.

Kemudian pengunjung langsung menuju ke sebuah gedung yang terbuat dari beton, di bagian depan dipasang besi jeruji terlihat jelas makam Syiah Kuala dan beberapa makam lainnya.

Di depan gedung ini terdapat sebuah pamflet dituliskan kisah dan sejarah makam ini. Termasuk tertera tanggal lahir, wafat bahkan jabatannya semasa Kerjaan Aceh Darussalam pada pemerintahan para Ratu. Ada 4 ratu Syiah Kuala menjabat sebagai Kadhi Malikul Adil masa itu.

Pengunjung kemudian memutar ke belakang dari arah samping gedung ini. Ada bak tempat wudu sebelum memasuki pintu masuk dalam makam ini. Tempat wudu pria dan wanita ini yang terbuat dari beton dipisahkan dengan 3 papan. Tempat wudu pertama terlihat adalah milik wanita dan sebelahnya milik pria.

Bak air ini selain untuk wudu, penziarah pun sering mencuci muka dengan harapan mendapatkan berkah dari Allah SWT. Meskipun pengelola mengingatkan air ini banyak ditemukan di tempat-tempat lain. Kalau pun ada kesembuhan, itu semua bukan karena air, tetapi karena Allah SWT.

“Ini air biasa, banyak terdapat di tempat lain, kalau pun mau cuci muka atau apapun, semua bermohonlah pada Allah, bukan pada air ini,” kata pengelola makam, Teuku Abdul Wahed ben Teungku Keuchik Syech, Sabtu (14/3). Teuku Abdul Waded merupakan keturunan ke 7 dari Syiah Kuala yang bertugas menjaga dan merawat makam ini.

Sebelum memasuki ruang pintu masuk dalam makam, tertulis papan pengumuman agar semua pengunjung menggunakan pakaian yang muslim dan muslimah. Termasuk ada kertas tertempel larangan memotret di dalam makam ini.

Larangan memotret di dalam makam bukan tidak memiliki alasan. Petugas penjaga makam ini melarang memotret untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan disalah gunakan.

Kendati demikian, pihaknya akan memberikan untuk memotret, akan tetapi setelah mendapat izin dari pengelola. Setelah mendapatkan penjelasan keperluannya, sambil didampingi pengelola, pengunjung diperbolehkan untuk mengabadikan momen selama di makam.

“Kami larang ini jangan sampai nanti foto itu disembah-sembah oleh pihak tertentu, karena ini makam, jadi kami hanya ingin menghindar perbuatan syirik,” tegasnya.

Larangan ini bukan tidak memiliki sebab. Teuku Abdul Wahed pernah mendapatkan peristiwa ganjil dari pengunjung beberapa waktu lalu. Tanpa sepengetahuan dirinya, salah seorang pengunjung mengambil batu yang ada dalam makam ini.

Padahal batu-batu berwarna putih yang ditaburkan di area makam ini, merupakan batu biasa yang diambil dari sungai. Bahkan batu-batu hiasan ini banyak diperjualbelikan di pasar.

Selang satu bulan kemudian, pengunjung ini mengembalikan batu tersebut di kuburan Syiah Kuala. Pengunjung yang mengambil batu ini, lalu meminta maaf pada Teuku Abdul Wahed. Dia mengaku bersalah telah mengambil batu-batu tersebut.

“Saya sudah berkali-kali mengingatkan pengunjung untuk tidak memuja makam, meminta sesuatu pada makam, berkunjung berziarah silakan. Kalau mau minta sesuatu, mintalah kepada Allah,” tegasnya. Namun Teuku Abdul Wahed terlihat enggan menjelaskan secara detail kejadian ganjil ini

Sumber : https://www.merdeka.com/peristiwa/mengintip-makam-keramat-syiah-kuala-di-banda-aceh.html.

 

Sejarah Bangunan Gunongan Aceh

Taman Sari Gunongan Banda Aceh merupakan Salah satu bangunan peninggalan budaya yang bernilai sejarah dan masih dapat kita saksikan dalam keadaan utuh adalah Gunongan lengkap dengan taman sarinya. Gunongan ini terletak di pusat kota Banda Aceh, tepatnya berada di Kelurahan Sukaramai, Kecamatan Baiturahman, Kota Banda Aceh. Lokasi ini dapat dijangkau dengan menggunakan kendaraan bermotor atau labi-labi melalui jalan Teuku Umar. Taman Sari Gunongan merupakan salah satu peninggalan kejayaan Kerajaan Aceh, setelah kraton (dalam) tidak terselamatkan karena Belanda menyerbu Aceh.


Taman Sari Gunongan ini terbuka untuk umum, yang dibuka dari jam 7.00-18.00 WIB. Di Pinto Khop, yang berada tidak jauh dari Gunongan, terdapat taman bermain anak-anak sehingga tempat ini ramai dikunjungi terutama pada sore hari atau hari-hari libur. Di Taman Sari ini terdapat pula kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala yang mengelola bangunan, situs bersejarah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatra.

Gunongan dibangun pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang memerintah tahun 1607-1636. Pada masa itu, pada tahun 1613 dan tahun 1615 melalui penyerangan dengan kekuatan ekspedisi Aceh 20.000 tentara laut dan darat, Sultan Iskandar Muda berhasil menaklukkan Kerajaan Johor dan Kerajaan Pahang di Semenanjung Utara Melayu. Sebagaimana tradisi pada zaman dahulu, kerajaan yang kalah perang harus menyerahkan glondong pengareng-areng (pampasan perang), upeti dan pajak tahunan. Di samping itu juga harus menyerahkan putri kerajaan untuk diboyong sebagai tanda takluk.

Putri boyongan itu biasanya diperistri oleh raja dengan tujuan untuk mempererat tali persaudaraan dari kerajaan yang ditaklukkannya, sehingga kerajaan pemenang menjadi semakin besar dan semakin kuat kedudukannya. Penaklukan Kerajaan Johor dan Kerajaan Pahang di Semenanjung Melayu berpengaruh besar terhadap diri Iskandar Muda. Putri boyongan dari Pahang yang sangat cantik parasnya dan halus budi bahasanya membuat Sultan Iskandar Muda jatuh cinta dan menjadikannya sebagai permaisuri.

Demi cintanya yang sangat besar, Sultan Iskandar Muda bersedia memenuhi permintaan permaisurinya untuk membangun sebuah taman sari yang sangat indah, lengkap dengan Gunongan sebagai tempat untuk menghibur diri agar kerinduan sang permaisuri pada suasana pegunungan di tempat asalnya terpenuhi. Selain sebagai tempat bercengkrama, Gunongan juga digunakan sebagai tempat berganti pakaian permaisuri setelah mandi di sungai yang mengalir di tengah-tengah istana Brakel (1975) melukiskan dalam Bustan, gunongan ini dikenal sebagai gegunungan dari kata Melayu gunung dengan menambahkan akhiran ‘an’ yang melahirkan arti “bangunan seperti gunung” atau “simbol gunung”. Jadi gunongan adalah simbol gunung yang merupakan bagian dari taman-taman istana Kesultanan Aceh.

Gunongan adalah bagian dari suatu kompleks yang lebih luas, yaitu Taman Ghairah, yang merupakan bagian dari taman istana. Di kompleks ini sekarang hanya tersisa empat buah bangunan:Gunongan itu sendiri; leusong (lesung batu) terletak di kaki Gunongan, agak di bagian Tenggara; kandang, sebuah bangunan empat persegi di bagian utara di arah timur laut sepanjang sungai Krueng Daroy; dan Pinto Khop adalah sebuah pintu gerbang berbentuk kubah yang dulunya menghadap istana dan menghubungkan taman dengan alun-alun istana. Hanya anggota keluarga istana kerajaan yang diizinkan melewati pintu gerbang ini. Adapun detail dari bagian dari Taman Sari Gunongan itu adalah

1. Gunongan berdiri dengan tinggi 9,5 meter, menggambarkan sebuah bunga yang dibangun dalam tiga tingkat. Tingkat pertama terletak di atas tanah dan tingkat tertinggi bermahkota sebuah tiang berdiri di pusat bangunan. Keseluruhan bentuk Gunongan adalah oktagonal (bersegi delapan). Serambi selatan merupakan lorong masuk yang pendek, tertutup pintu gerbang yang penyangganya sampai ke dalam gunung.

  1. Penterana Batu berukir berupa kursi bulat berbentuk kelopak bunga yang sedang mekar dengan lubang cekung di bagian tengah. Kursi batu ini berdiameter 1m dengan arah hadap ke utara dengan tinggi 50 cm. Sekeliling peterana batu berukir berhiaskan arabesque berbentuk motif jaring atau jala. Peterana batu berukir berfungsi sebagai tahta tempat penobatan sultan. Belum diketahui dengan pasti nama-nama sultan yang pernah dinobatkan di atas peterana batu berukir tersebut. Bustanus as Salatin menyebutkan ada dua buah batu peterana, yaitu peterana batu berukir (kembang lela masyhadi) dan peterana batu warna nilam (kembang seroja). Namun yang masih dapat disaksikan hingga saat ini adalah peteranan batu berukir kembang lela masyhadi yang terletak bersebelahan dengan gunongan dan berada di sisi sungai.
  2. Kandang Baginda merupakan sebuah lokasi pemakaman keluarga sultan Kerajaan Aceh, di antaranya makamSultan Iskandar Tsani(1636-1641) sebagai menantu Sultan Iskandar Muda (1607-1636) dan istri Sultanah Tajul Alam (1641-1670). Bangunan kandang berupa teras dengan tinggi 2 m dikelilingi oleh tembok dengan ketebalan 45 cm dan lebar 18 m. Bangunan ini dibuat dari bahan bata berspesi kapur serta berdenah persegi empat dengan pintu masuk di sisi selatan. Areal pemakaman terletak di tengah lahan yang ditinggikan. Konon, lahan yang ditinggikan pernah dilindungi oleh satu bangunan pelindung. Pagar keliling kandang mempunyai profil berbentuk tempat sirih dengan tinggi 4 m. Pagar ini diperindah dengan beragam ukiran berbentuk nakas, selimpat (segi empat?), temboga (seperti hiasan tembaga?), Mega arak-arakan (awan mendung), dan dewamala (hiasan serumpun bunga dengan kelopak yang runcing dan bintang yang merupakan hiasan pada kolom tembok keliling berupa arabesque berbentuk pola suluran mengikuti bentuk segi empat. Mega arak-arakan yaitu hiasan arabesque berupa awan mendung yang dibentuk dari suluran sebagai hiasan sudut pada bingkai dinding. Dewamala merupakan hiasan yang berbentuk menara-menara kecil berjumlah dua belas buah di atas tembok keliling terutama bagian sudut, berbentuk bunga dengan kelopak daunnya yang runcing menguncup. Menurut sumber, bangunan ini dibuat oleh orang Turki atas perintah sultan.
  3. Medan Khairani merupakan sebuah padang luas di sisi barat Taman Ghairah yang pernah dihiasi dengan pasir dan kerikil yang dikenal dengan nama sebutan kersik batu pelinggam. Sebagian besar lahannya kini digunakan sebagai Kerkoff, kompleks makam Belanda yang juga disebut Pocut. Kompleks makam ini digunakan untuk mengubur prajurit Belanda yang gugur dalam Perang Aceh (1873-1902).
  4. Balai merupakan bangunan yang banyak dibangun di dalam Taman Ghairah. Dalam Bustan as Salatin diuraikan mengenai lima unit balai dengan halaman pada tiap-tiap balai beserta teknik pembangunan dan kelengkapan ragam hiasnya. Balai merupakan bangunan panggung terbuka yang dibangun dari kayu dengan fungsi yang berbeda-beda. Balai-balai tersebut antara lain Balai Kambang tempat peristirahatan, Balai Gading tempat kenduri dilaksanakan, Balai Rekaan Cina tempat peristirahatan yang dibangun oleh ahli bangunan dari Cina, balai keemasan tempat peristirahatan yang dilengkapi dengan pagar keliling dari pasir, dan Balai Kembang Caya. Namun, dari balai-balai yang disebutkan tersebut tidak satu pun yang tersisa.
  5. Pinto Khop (Pintu Biram Indrabangsa) secara bebas dapat diartikan sebagai pintu mutiara keindraan atau kedewaan/raja-raja. Di dalam Bustan as Salatin disebut dengan Dewala. Gerbang ini dikenal pula dengan sebutan Pinto Khop, merupakan pintu penghubung antara istana dengan Taman Ghairah. Pintu ini berukuran panjang 2 m, lebar 2 m dan tinggi 3 m. Pintu Khop ini terletak pada sebuah lembah sungai Darul Isyki. Dugaan sementara, tempat ini merupakan tebing yang disebutkan dalam Bustan as Salatin dan bersebelahan dengan sungai tersebut. Dengan adanya perombakan tata kota Banda Aceh dewasa ini, kini pintu tersebut tidak berada dalam satu kompleks dengan Taman Sari Gunongan. Bangunan pintu Khop dibuat dari bahan kapur dengan rongga sebagai pintu dan langit-langit berbentuk busur untuk dilalui dengan arah timur dan barat. Bagian atas pintu masuk berhiaskan dua tangkai daun yang disilang, sehingga menimbulkan fantasi (efek) stiliran figur wajah dengan mata dan hidung serta rongga pintu sebagai mulut.

Atap bangunan yang bertingkat tiga dihiasi dengan berbagai hiasan dalam bingkai-bingkai, antara lain biram berkelopak (mutiara di dalam kelopak bunga seperti yang juga ditemukan pada bangunan gunongan) dan bagian puncak dihiasi dengan sangga pelinggam (mahkota berupa topi dengan bagian puncak meruncing). Bagian atap merupakan pelana dengan modifikasi di empat sisi dan berlapis tiga. Pada sisi utara dan selatan dewala ini berkesinambungan dengan tembok tebal (tebal 50 m dan tinggi 130 m) yang diduga merupakan pembatas antara lingkungan kraton dengan taman, tetapi tembok tersebut sudah tidak ditemukan lagi.

 

Kerkhof Peucut, Bukti Sejarah Kegigihan Rakyat Aceh Melawan Belanda

Pada saat Belanda menjajah Indonesia, Aceh merupakan salah satu daerah yang menentang serta memberikan perlawan sengit terhadap penjajahan. Peristiwa peperangan di Aceh ini, banyak meninggalkan kisah dan bukti sejarah yang hingga kini masih tertata rapi di bumi Serambi Mekkah. Salah satunya adalah Kerkhof Peucut yang kini diabadikan menjadi situs cagar budaya.

Kerkhof Peucut merupakan sebuah pemakaman di Banda Aceh yang memiliki luas sekitar 3,5 hektar. Mayoritas kuburan yang berada di pemakaman ini merupakan milik dari tentara Belanda yang tewas ketika berperang melawan rakyat Aceh. Lebih dari 2.200 serdadu Belanda dikebumikan ditempat ini, selain itu juga terdapat kuburan dari tentara Jepang, dan juga tentara pribumi yang tergabung dalam pasukan marsose dan KNIL.

Secara geografis, Kerkhof Peucut ini terletak di Desa Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh, Provinsi Aceh. Letak dari makam ini berada tepat dibelakang Museum Tsunami Aceh. Lokasinya yang sangat strategis berada di jantung Kota Banda Aceh, menjadikan pengunjung sangat mudah untuk menemukan lokasi makam ini.

Tak ada kesan horor atau menakutkan ketika berkunjung ke Kerkhof Peucut. Banyak pengunjung yang datang ke makam ini, terutama dari wisatawan mancanegara khususnya Belanda. Selain itu, pemakaman ini juga menawarkan pesona tersendiri yang terletak pada pintu gerbang makam. Memiliki gaya arsitektur khas Belanda, disini terukir jelas daftar nama orang yang dimakamkan pada tempat ini.

Pesona Kerkhof Peucut

Saat pengunjung tiba di pemakaman, akan disambut dengan pintu gerbang setinggi 4 meter bergaya Belanda. Pada pintu gerbang megah, yang dicat berwarna kuning dan coklat tua ini secara lengkap tertulis nama-nama yang dimakamkan di Kerkhof Peucut diurutkan sesuai tahun kematian dan diurutkan sesuai abjad.

Pada gerbang, juga terdapat semacam prasasti yang dituliskan dalam bahasa Belanda, Arab dan Jawa berbunyi “Teruntuk Kawan dan Teman yang Gugur di Medan Perang”. Pemakaman Kerkhof Peucut ini menurut berbagai sumber menjadi makam terluas bagi Belanda diluar negara mereka sendiri. Memasuki ke dalam makam, akan nampak deretan pemakaman yang mayoritas berwarna putih tertata dengan rapi.

Ketika tsunami meluluh lantahkan bumi Serambi Mekkah pada tahun 2004 lalu, makam Kerkhof Peucut ini juga terkena dampaknya. Banyak pemakaman yang mengalami kerusakan diterjang air bah, serta tak kurang dari 50 palang salib yang menjadi tanda makam hilang. Akhirnya dilakukan renovasi terhadap beberapa makam yang rusak dengan bantuan dana dari negara Belanda.

Dalam makam Kerkhof Peucut ini, pengunjung dapat menemukan hal-hal menarik seperti kisah hidup para tentara semasa hidup hingga tewas yang dituliskan secara singkat pada batu nisan makam. Selain itu, suasana makam yang dikeliling pohon-pohon rindang serta rerumputan hijau menciptakan suasana asri dan teduh.

Dari ribuan makam tentara Belanda yang dikebumikan di Kerkhof Peucut, terdapat diantaranya perwira tinggi salah satunya adalah General Majoor Johan Harmen Kohler yang dikenal tewas ketika menyerbu Aceh. Kala itu, pasukan Belanda datang menggunakan kapal dan berhasil merebut Masjid Raya Baiturrahman.

Masyarakat Aceh dengan gigih mencoba merebut kembali tempat ibadah mereka dan terjadilah peperangan sengit di sekitar Masjid Raya Baiturrahman. Pada peristiwa tersebut General Majoor Johan Harmen Kohler berhasil ditembak mati oleh pasukan Aceh. Jenazahnya lalu dibawa oleh tentara Belanda ke Tanah Abang dan dimakamkan di Kober Kebun Jahe.

Namun pada tahun 1978, makam General Majoor Johan Harmen Kohler terkena penggusuran yang akhirnya dipindahkan ke Banda Aceh. Nama Kerkhof Peucut sendiri berasal dari gabungan bahasa Belanda “Kerkhof” yang berarti halaman gereja atau kuburan. Sedangkan “Pocut” merupakan bahasa Aceh yang bisa diartikan anak kesayangan.

Selain makam para tentara Belanda, Jepang, pasukan marsose dan tentara KNIL di Kerkhof Peucut ini terdapat sebuah makam bercorak Islam yang merupakan makam milik anak dari Sultan Iskandar Muda, bernama Meurah Pupok. Konon Meurah Pupok dihukum oleh Sultan Iskandar Muda karena telah melakukan zina. Tragedi yang memilukan ini seolah memberikan sebuah tauladan betapa adil dan tegasnya Sultan Iskandar Muda dalam menegakkan nilai-nilai agama.

Fasilitas Kerkhof Peucut

Fasilitas yang terdapat di pemakaman Kerkhof Peucut ini juga tergolong cukup memadai. Wisatawan bisa menemukan tempat parkir yang luas tak jauh dari pintu gerbang makam. Selain itu, jika ingin beribadah wisatawan bisa menuju ke Masjid Raya Baiturrahman yang lokasinya cukup dekat dari makam ini.

Selain itu, wisatawan bisa berwisata kuliner setelah berkunjung ke makam Kerkhof Peucut. Terdapat beberapa restoran dan café disekitarnya yang menawarkan berbagai kuliner mulai dari makanan tradisional hingga modern. Jika ingin menginap, juga terdapat alternatif hotel dan penginapan di pusat Kota Banda Aceh yang bisa dipilih.

Baca Juga: Taman Putroe Phang, Bukti Kejayaan Kesultanan Aceh di Masa Lampau

Berkunjung ke makam, tak selamanya akan menciptakan suasana menyeramkan dan menakutkan. Kerkhof Peucut bisa menjadi tujuan wisata jika kamu tengah berada di Banda Aceh, berikut beberapa kegiatan yang bisa kamu lakukan ketika berada dimakam ini.

Wisata Sejarah

Bagi kamu yang hobi berkunjung ke tempat wisata sejarah, kamu bisa menjadikan Kerkhof Peucut sebagai destinasi wisatamu selanjutnya. Tak hanya sebuah makam biasa, makam ini merupakan saksi kegigihan masyarakat Aceh yang kala itu menolak bergabung dengan Hindia Belanda. Di tempat ini terdapat lebih dari 2.000 makam dari tentara Belanda yang tewas ketika peperangan Aceh.

Kamu bisa melihat pada pintu gerbang daftar nama-nama prajurit yang dimakamkan di kuburan ini. Selain itu, kamu juga bisa mengetahui kisah singkat hidup para prajurit yang dituliskan pada batu nisan makam. Di tempat ini juga terdapat makam dari General Majoor Johan Harmen Kohler, serta putra Sultan Iskandar Muda yang memang telah dimakamkan 300 tahun sebelum Kerkhof Peucut ini dibangun.

Menikmati Pemandangan

Meskipun makam identik dengan suasana menyeramkan dan horor, namun nyatanya Kherkof Peucut ini juga menawarkan daya tarik tersendiri yang terletak pada keindahan arsitektur pintu gerbangnya. Pintu gerbang yang megah serta menjulang tinggi ini, bergaya arsitektur khas Belanda yang bisa kamu nikmati keindahannya.

Selain itu, makam-makam yang ada di tempat ini juga memiliki bentuk seperti tugu atau monumen. Pada makam ini, juga dipenuhi dengan pepohonan rindang, serta rerumputan yang terjaga dan dirawat apik oleh pengelola makam. Ketika berkunjung kamu bisa menikmati segarnya udara, serta melihat Museum Tsunami Aceh dari jauh yang nampak sangat megah.