Wisata sejarah tsunami Aceh merupakan salah satu yang menarik. Pasalnya Anda bisa napak tilas bagaimana kejadian tsunami yang mampu memporak-porandakan Aceh dalam waktu sekejap. Selain itu, Anda bisa mengetahui betapa besarnya kuasa Tuhan.
Wisata sejarah tsunami yang berada di Aceh cukup banyak, yakni Museum Tsunami Aceh, Monumen Aceh Thanks to the World, dan PLTD Apung.
Museum dan Monumen
Wisata sejarah tsunami Aceh yang bisa dikunjungi adalah beberapa museum. Semenjak tsunami terjadi, ada 2 museum dan 1 monumen yang bisa Anda kunjungi, yakni museum Tsunami Aceh, museum Aceh yang memuat banyak cerita di masa lalu terutama di masa penjajahan Belanda dan Monumen Aceh Thanks to the World.
Museum Tsunami Aceh memiliki gambaran kisah yang tragis. Saat memasuki museum ini, Anda akan dibawa ke suasana remang-remang dan suara ombak yang berdebur. Suasana dalam museum ini dirancang seperti kejadian waktu terjadinya tsunami. Yakni gelap dan menakutkan karena suara buruan ombak.
Dalam museum tersebut pengunjung disuguhi dengan visual foto-foto setelah Aceh diterjang oleh tsunami. Diceritakan di sana bagaimana kota-kota yang dulunya berjajar banguanan, tinggal puing dan tumpukan kayu saja dan ada ruang video yang wajib anda tonton, video sembilan menit ini merupakan video dokumenter tentang tsunami Aceh dimana Anda akan melihat Tsunami yang dahsyat menerjang Banda Aceh. Museum Tsunami memang didesain memajang foto dengan kisah pilu warga Aceh waktu setelah tsunami dulu. Di ruangan lain, Anda akan disuguhi dengan deretan nama. Nama-nama tersebut merupakan korban tsunami dulu.
Lebih jauh, museum ini dirancang oleh Ridwan Kamil (wali kota Bandung sekarang) dan diresmikan tahun 2008. Museum ini berada di Jalan iskandar Muda, Banda Aceh, tepatnya berada di tengah-tengah kota Banda Aceh.
Selanjutnya adalah monumen Aceh Thanks to the World. Sesuai namanya, monumen ini dibangun atas bantuan dari banyak negara yang membantu ketika bencana tsunami menerjang Aceh. Monumen ini juga dibangun untuk tujuan memberikan informasi mengenai tsunami yang terjadi tahun 2004 lalu. Ada 54 negara yang tergabung dalam Multi Donor Fund Countries (MDFC) yang berkontribusi besar membangun Aceh pasca tsunami
Wisata Situs Tsunami
Salah satu bukti kedahsyatan tsunami Aceh adalah keberadaan Kapal PLTD Apung. Kapal ini dulunya berada di Pantai Ulee Lheue. Kapal ini bertugas memasok listrik ke Banda Aceh. Apakah Anda tahu berapa berat kapal ini? Beratnya mencapai 2.600 ton.
Ketika terjadi tsunami, kapal ini ternyata mampu terseret sekitar 5 KM ke sebuah perkampungan warga di daerah Gampong Punge Blang Cut, Banda Aceh. Jauh sekali bukan?
Tempat wisata ini dibuka sejak pukul 09.000-12.00 dan 14.00-17.30. Khusus hari jum’at, tempat ini hanya buka dari pukul 14.00-17.00. selain pemandangan kapal besi yang besar dan berat, ada juga prasasti di dekat pintu masuk. Dalam prasasti tersebut diukir nama-nama korban tsunami Aceh dulu. Selain ada ukiran nama, di atas prasasti juga ada jam besar di bagian puncaknya. Jam tersebut menunjukkan pukul 07.55. Apa maknanya? Konon jam ini disetting menunjukkan pukul 07.55 karena bencana gempa dan tsunami terjadi pada waktu tersebut. Background jam tersebut adalah peta Banda Aceh. Di tengah-tengahnya bertuliskan Minggu 26 Desember 2004. Yakni sebagai penanda bahwa bencana tsunami terjadi pada hari minggu, 26 Desember 2004 pada pukul 07.55. Menarik bukan Wisata sejarah tsunami Aceh.
Selain itu ada juga Kubah yang terbawah arus tsunami. Kubah ini terbawa oleh air tsunami dan terdampar di persawahan di Kecamatan Peukan Bada. Kubah tersebut tidak mengalami kerusakan berarti dan sekarang menjadi tempat wisata tsunami. Kubah tersebut dihempas sejauh 3 KM oleh Tsunami.
Masih banyak lagi situs situs tsunami seperti Kapal diatas Rumah, Makam Syiah Kuala, Alue Naga dan beberapa tempat lain yang menjadi saksi bisu bagaimana kuatnya tsunami melanda Aceh
Nah Buat Anda yang Ingin ke Aceh segera rancang liburan anda bersama kami