Banda aceh – Enam wisatawan malaysia ikut menghadiri haul mengenang 859 tahun mangkatnya Tuan Di Kandang, di Gampong Pande, Banda Aceh. Mereka mengaku kagum dengan sejarah Aceh yang ternyata di luar dugaan mereka.
“Rupanya lebih dari pengetahuan yang kami peroleh di Malaysia,” kata Fatihah (20 tahun) turis Malaysia yang juga pegiat Group Penjejak Tamaddun Dunia (GPTD), komunitas pecinta sejarah di negeri seberang, sabtu 14 februari 2015.
Menurutnya mayoritas masyarakat Malaysia hanya mengenal beberapa sultan dari Aceh diantaranya Iskandar Muda. Padahal jauh sebelumnya peradaban Aceh sudah gemilang dan ada ikatan batin dengan Malaysia.
Fatihah tercengang saat bertandang ke Gampong Pande melihat nisan-nisan kuno dengan ukiran-ukiran unik, bukti betapa majunya negeri ini pada masa lalu. Sejarah singkat sosok tuan di kandang juga membuat mereka tertarik.
Setelah mendapat informasi sedikit tentang kerajaan Lamuri yang berjaya jauh sebelum lahirnya Aceh Darussalam, perempuan itu pun ingin ke Lamreh, bekas kota Lamuri. “Nak pigi lihat ke sana, Insya Allah.”
Fatihah mengungkapkan ini kali pertama bertandang ke Aceh, untuk melihat secara langsung sekaligus menyurve awal sejarah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Bersama beberapa rekan di GPTD, ia tertarik ingin meneliti sejarah Iskandar Muda yang tersohor.
Paduka perkasa alam itu dinilai sebagai sosok yang menyatukan bangsa melayu dan membudayakan bahasa melayu, berperan besar dalam meningkatkan sejarah islam dunia melayu serta mempopulerkan penulisan jawi. “Dengan penelitian kami di sini nanti akan semakin bertambah pengatuan bagi masyarakat di Malaysia, bahwa Aceh tu tak hanya tsunami saja tapi sejarah-sejarah jua,” tuturnya dalam logat melayu yang kental.
Fatihah mengatakan hasil penelitiannya nanti akan ditawarkan ke stasiun televisi di malaysia, untuk dibuat film dokumenter. [sm]
Sumber : Disbudpar Kota Banda Aceh