Rumah adat Aceh (Rumoh Aceh) merupakan rumah tradisional yang telah lama berdiri dan tetap kokoh hingga saat ini. Rumah yang bertipe rumah panggung ini memiliki 3 – 5 bagian/ruangan, terdiri dari seuramoe keue (serambi depan) biasanya digunakan untuk menerima tamu, mengajar nagaji saat malam, tempat tiduran anak klaki-laki, serta penjamuan tamu untuk makan bersama, seuramoe teungoh (serambi tengah) ruangan ini dianggap lebih suci maka tak khayal jika ruangan ini sedikit lebih tinggi ddan bersifat pribadi ruangan ini terdapat 2 bilik atau 2 kamar tidur yang dihuni oleh kepala keluarga. Pabila ada anak perempuan yang kawin maka dia kana menempati serambi ini, dan oragn tuanya akan pindah ke anjong. Dan yang terakhir seuramoe likot (serambi belakang) serta bagian tambahan yaitu bagian dapur. Tinggi pintu rumoh aceh sekitar 120-150cm yang membuat siapapun harus sedikit menunduk, ini memaknai sebuah penghiormatan kepada tuan rumah.
Rumoh Aceh memiliki nilai filosofis dan juga estetis, dapat dilihat dai berbagai ornament yang menghiasi sekeliling rumah. Ornamen yang menghiasi rumah dapat berbeda-beda tergantung rumoh aceh tersebut berasal karena setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Rumoh aceh berdasarkan konsep kehidupan masyarakat islam yaitu suci. Untuk menghindari binatang buas dan binatang najis, oleh karena itu rumoh aceh berdiri diatas panggung. Rumoh aceh sendiri dibangun menghadap kiblat kaum muslimin (makkah) yaitu bagian depan menghadap langsung ke Timur dan bagian belakang rumah menghadap ke Barat. Peletakkan tangga pun diletakkan di ujung timur atau dibawah kolong rumah tidak boleh diletakkan di depan karena akan mengganggu orang ketika hendak melakukan sholat. Reunyeun (tangga) berfungsi juga sebagai titik batas yang boleh didatangi oleh tamu yang bukn anggota keluarga. Pantang bagi mereka yang hendak naik kerumah apabila tidak ada anggota keluarga laki-laki yang tinggal.
Rumoh aceh memiliki 16-24 batang kayu yang berfungsi sebgai pancang atau penyanggah bangunan rumah. bagian bawahrumah biasa dipergunakan untuk memelihara ternak, dan juga tempat untuk membuat songket. Uniknya lagi rumah aceh ini dibangun tanpa mengunakan paku satupun, hanya menggunakan pancang/pasak dan tali pengikat dari rotan sebagai pondasi rumah. bertapkan rumbia dan dinding yang terbuat dari papan, rumah ini pun diprediksikan dapat bertahan hingga 200 tahun.
Motif hiasan rumah yang dipakai yaitu :
- Ukiran-ukiran yang diambil dari ayat Al-quran
- Motif flora yaitu berupa daun-daun akar, batang ataupun bunga. Biasanya hiasan ini terdapat di tangga (reunyeun), dinding, kindang, balok pada bagian atap serta jendela.
- Motif alam ataupun fauna
- Serta motif lainnya seperti rantee, lidah, dan sebagainya.
Pada dasarnya berbagai bentukan di dalam rumah ialah hasil respon dari penghuni terhadap kondisi. Rumah bertipe ini juga memudahkan warga untuk saling menjaga rumah dan ketertiban gampong, mka dari itu rumah panggung bisa dimanfaatkan sebagai sistem control yang praktis dari segi keamanan, ketertiban dan keselamaran dari datangnya banjir, binatang buas dan orang asing.
Keberadaan rumoh aceh juga unutk menunjukkan status social penghuninya, semakin banyak hiasan nya maka semakin kaya orang tersebut, begitu juga sebaliknya,
Berikut cuplikan video tentang rumoh Aceh oleh Made wijaya